Melepas

image

Waktu telah menyatukan mu bak rama & shinta,
Bersama lalui tawa maupun luka.
Lantas apa yang dirimu minta
Saat tak ada rahwana yang bisa kau cerca,
Ataupun alengka untuk kau buat porak-poranda
Mungkin hanya melepas nya dengan doa yang bisa
Sebab dirinya pergi ke haribaan Nya ….

Mulai lagi

Mau mencoba menulis lagi ..

Terhitung genap 4 tahun gw tinggalin blog ini terbengkalai ..
Disaat banyak orang mulai pergi meninggalkan blog, gw malah tertarik buat menulis lagi.
Bisa dibilang hasrat menulis gw itu muncul disaat gw stress, maka dengan penuh semangat dr dalam kopaja ini gw teriak-an ‘Hidup stress !!!’

Kemesraan

holdinghands

holdinghands

Dalam lingkungan keluarga saya kemesraan bukanlah sesuatu yang tabu, tetapi juga bukan hal yang bisa diumbar dimuka umum (yang dimaksud umum disini termasuk juga keluarga sendiri).
Jangan harap kata “aku sayang kamu” atau “aku cinta kamu” ada dalam kamus keluarga saya.
Di rumah jika saya boleh menilai hubungan antara bapak dan ibu tampak seperti hubungan partner yang solid.
dimana bapak sebagai pengambil keputusan dan ibu sebagai penasihat dalam mengambil keputusan, atau kadang juga tampak seperti kakak yang mengayomi adik nya.
Jarang sekali terlihat kemesraan diantara mereka.

Berbeda sekali dengan adik-adik nya, bisa dibilang bapak saya itu orang yang formil.
Jika dalam pertemuan keluarga, adik-adik bapak bisa memperlihatkan kemesraan dengan suami atau istri mereka seperti duduk saling bersandar, si istri tidur dipangkuan suami nya atau pun sebaliknya.
maka bapak dan ibu saya tetap dengan “ke-formil-an” mereka.
Saya kira ini mungkin dikarenakan bapak saya itu anak terbesar dari 9 saudara lain-nya, dan sejak muda sudah dikondisikan untuk membimbing dan menjaga adik-adik nya,
maka lambat laun terbentuklah sikap formil namun tetap mengayomi ini. Tetapi dengan sikap inilah adik-adik bapak sangat dihormati oleh adik-adik nya.
Hal yang sama juga terjadi pada ayah bapak (baca : kakek saya), beliau terlihat kaku jika bertemu,
tetapi hingga menjelang akhir hayatnya beliau akan selalu bertanya jika salah-satu dari ke-25 cucu nya tidak hadir saat acara keluarga, dan beliau juga ingat hampir kesemua ulang tahun cucu nya.

Tapi dengan semua “ke-formil-an” itu bukan berarti tak ada kemesraan, malah dengan semua sikap formil itu kemesraan antara bapak dan ibu malah melalui hal-hal kecil malah terasa makin istimewa.
Seperti saat bapak dan ibu mulai harus mengontrol gula dan kolesterol mereka, saya pernah lihat bapak menyeduh minuman rendah gula itu dalam satu mug besar,
saat saya tanya untuk apa menyeduh sebanyak itu bapak hanya menjawab datar “ini untuk berdua dengan ibu”, atau saat kemarin saya saya berkesempatan mengantar mereka berdua jalan-jalan,
saat saya pamit sebentar untuk mencari atm dan mereka saya tinggal di food court, saat saya kembali dari kejauhan saya lihat bapak sedang membeli 2 ice cream cone untuk bapak dan ibu.
Lalu saat di tempat makan saya akan memesankan minuman untuk ibu, bapak yang mengingatkan saya “ibu kamu gak suka minuman yang ada susu nya”.

aarrgghhh … sungguh !!, saya sungguh-sungguh iri dengan “kemesraan formil” kalian.
Meski saat ini mungkin bukan hari jadi kalian, saya benar-benar iri dan rindu dengan 30 tahun waktu yang telah kalian lalui,
dan meski saya akui mau tak mau saya mulai makin sepertimu bapak, saya tetap ingin berkata “aku sayang kalian, aku rindu kalian !!”.

*) Gambar saya comot dari sini

sinetron == hidup != sinetron

Beberapa kejadian yang saya alami beberapa bulan terakhir ini ditambah beberapa curhat dari kawan,
kerap membuat saya sedikit tersenyum (lebih tepatnya tersenyum getir).

koq bisa ya kejadian2 yang saya alami ini mirip dengan plot standar kebanyakan sinetron yang berseliweran di tv,
beberapa adegan yang kerap saya ‘cap’ klise pun saya alami (tapi pastinya tanpa akting standar artis sinetron, sebab ini nyata).
karenanya entah sudah berapa kali kawan tempat saya curhat kerap berkata “sinetron banget sih cerita loe !”.

Tapi cukup sampai situ sebab saya tak mau tahapan hidup saya yang satu ini berulang, seperti dalam sinetron
dan menghasilkan season1, season2, …dst.
Jadi apa yang ada di sinetron mungkin ada yang sama dengan hidupmu, tapi hidupmu bukan sinetron
….
….

(ahhh… apaan sih saya nulis yang beginian …)

Karna

Apa jadinya saat satria piningit yang banyak diharapkan menjelma menjadi sesosok karna?,
yang rela menjual harga dirinya pada kurawa dan melawan saudara-saudaranya sendiri pandawa.
Alasan sebenarnya karna membelot pada kurawa untuk membalas dendam pada saudara-saudara tiri-nya yang membedakan dia,
atau membalas dendam terhadap kemiskinan dan ketidakmapanan karena hanya anak seorang sais yang bukan darah biru,
hanya karna sendiri yang tahu.

Memang lantas kenapa dengan karna? salahkah? Mungkin tidak ada yang salah dengan-nya,
sebab dia bukan dewa seperti krishna yang bisa memilih memihak satu sisi tanpa perlu melepaskan panah ataupun memukulkan gada agar tetap terlihat adil,
karna bukan pula begawan seperti bhisma yang meski gugur dipihak kurawa, namun pandawa dan para jelata tetap menghormati-nya.
Karna hanya manusia yang bisa punya dendam, dan dengan dendam-nya itu dia membuat pilihan.
Dengan pilihan-nya itu selamanya dia dikenang sebagai orang yang mengkhianati saudaranya dan menjadi kacung kurawa.

Saat menonton acara barometer di SCTV semalam saya merasa satria piningit yang kita punya memang telah berubah menjadi karna.
Melawan “saudara-saudara” nya para aktifis Pius Lutrilanang, Budiman Sudjatmiko, dan Dita Indah Sari berdalih membelot masuk ke dalam partai besar dan mapan sebagai martir untuk merubah partai tersebut dari dalam.

Belum usai satria piningit ini menjadi karna, pagi ini saya baca mereka berubah lagi menjadi Buto yang mengamuk membabi-buta menghancurkan sekelilingnya.
Lantas kepada siapa lagi jelata di negeri ini mesti menitipkan harapan nya !?

Ormas

Tempat saya nguli, baru tiga bulan ini pindah gedung.
Jarak dari lokasi lama ke lokasi baru ini bisa dibilang dekat karena masih kurang dari 1Km.

Saat tempat nguli saya itu resmi pindah ke gedung baru, tiba-tiba datang beberapa pemuda berbadan tegap yang mengaku berasal dari sebuah ormas pemuda kedaerahan yang meminta ‘uang keamanan’,
karena merasa sudah punya satpam maka mandor saya pun menolak pemalakan dengan alasan ‘uang keamanan’ tersebut,
lalu masalah ini entah bagaimana cerita-nya yg pasti ormas tersebut masih merasa dongkol karena gagal dapat uang palak.

Lantas saat mandor saya menyewa sepetak lahan kosong di belakang kantor, untuk parkir kendaraan para kuli-nya.
para begundal ormas ini datang lagi memaksa si pemilik lahan untuk mengambil uang parkir 2x lipat dari yg biasa dia ambil,
dengan ancaman keselamatan kendaraan yang diparkir di lahan-nya.

Saya tak habis pikir kenapa ormas semacam ini masih saja ada, saya dengar dari selentingan kabar yang sudah menjadi rahasia umum,
bahwa ormas semacam ini masih ada karena memang ada yang ‘memelihara-nya’.
Pemelihara ormas semacam ini biasanya para demang ataupun opas.
Demang dan opas yang seharusnya melindungi rakyat dan memberantas begundal macam ini malah berlaku sebaliknya,
mengumpulkan mereka dan memberinya legitimasi untuk melakukan hal-hal seperti diatas.
barangkali juga mereka memberi ormas ini legitimasi untuk menjadikan ormas tersebut mesin uang sekaligus tameng dalam memeras rakyatnya.

Bijak-kah !?!

Kemarin pagi saat mau pergi ke tempat nguli.
Di bawah tanah di terminal Blok-M, di tempat yang biasa jualan cemilan di bawah tangga itu.
Saya lihat seorang ibu berkerudung sedang santai sarapan cemilan disitu,
Hmm .. saya pikir masih wajar jika ibu-ibu tidak shaum di bulan ramadhan ini,
karena wanita ada kemungkinan sedang mendapat halangan, sehingga tidak shaum.
Tapi ada satu hal yang menggelitik saya, yaitu bagaimana dia makan di tempat umum dan kerudung nya,
sebab menurut saya mengenakan kerudung di negeri ini adalah suatu hidayah yang besar bagi yang mengenakannya,
dan saya pikir seseorang yang mendapatkan hidayah sebesar itu sudah selayaknya menjadi lebih bijak,
tetapi makan dan minum di tempat umum di siang hari pada saat bulan ramadhan menurut saya adalah tindakan yang sangat tidak bijak.
(Maaf tulisan ini tidak bertujuan untuk menyudutkan atau menghakimi golongan tertentu)

Posted in my life. 1 Comment »

JUBING

Sebulan terakhir ini saya punya dua playlist didalam music-player di komputer.
playlist pertama berisi lagu-lagu normal biasa (ber-lirik).
playlist yg kedua berisi lagu-lagu instrumentalia, pokoknya lagu2 penuh smangat tanpa lirik sama-sekali.

Playlist pertama ini kurang saya pilih akhir-akhir ini.
karena gak bisa kita pungkiri hampir 80% lagu-lagu dengan lirik didalamnya pasti mengandung kata-kata cinta,
baik itu memuja-nya, mengenang-nya ataupun menghujat cinta.
Dan saat-saat “Sakit” seperti sekarang ini mendengar segala sesuatu berbau cinta bisa membuat saya smakin terpuruk,
lantas jika saya mendengarkan lagu2 macam ini disaat kerjaan menumpuk bisa berabe, bisa-bisa kerjaan saya gak akan pernah selesai.

Maka lagu2 ini saya dengarkan saat saya ingin menikmati rasa “sakit” itu.
Hyupp saya orang yang mudah terbuai oleh kata-kata,
dan dengan kata-kata cinta pada lagu-lagu itulah saya bisa menikmati rasa “sakit” itu.
Saat menikmati rasa sakit itu saya bisa menjadi seseorang yang berbeda.

Pada playlist kedua ini umumnya hanya berisi permainan gitar atau bass saja.
dari banyaknya lagu-lagu yang ada playlist kedua ini yang saat ini sedang menjadi favorit saya adalah
lagu-lagu milik Jubing Kristianto.
Saya mengetahui mas Jubing ini dari review di blog ibu ini.
Setahu saya mas Jubing ini sudah mengeluarkan 2 album yaitu Becak Fantasy(2007) dan Hujan Fantasy(2008).
Semua lagu pada kedua album itu membuat saya terpana dan terheran-heran,
karena hanya dengan gitar beliau dapat menghasilkan musik yang begitu ‘ramai’ bak orkestra,
selain itu pada album Becak Fantasy beliau banyak menyuguhkan lagu-lagu yg mungkin sekarang ini sudah sangat jarang kita dengar,
seperti lagu becak fantasy dan burung kakatua yg mungkin sekarang hanya dapat kita dengar di kelas-kelas taman kanak-kanak.

Lalu saat sebualan yg lalu saya dengar bahwa mas jubing sudah mengeluaran album baru-nya,
saya pun langsung mencari album baru ini.
Dan lagi-lagi musik mas jubing membuat saya terpana,
bagaimana tidak pada album kedua ini beliau bisa menampilkan Bohemian Rhapsody milik Queen dengan gitar
tanpa menghilangkan spirit dari lagu asli-nya sendiri, lalu pada gundul pacul, beliau menghadirkan musik ini dengan tanpa menghilangkan rasa gembira.

Pokoknya mas yang satu ini bagi saya yang awam tentang gitar adalah seorang maestro,
dia dengansukses meng-eksplorasi setiap nada yg bisa dihasilkan oleh sebuah gitar.
Tapi ada satu yang saya penasaran, kenapa kedua album-nya selalu berakhiran dengan kata “Fantasy”.
Jangan-jangan untuk album selanjutnya bakal berjudul “Wild Fantasy” bwahahahaa … (Saru Mode : ON)

Kualitas VS Kuantitas

Kemarin ga tau kenapa keingetan sama film A Beautiful Mind.
Bukan keingetan akting keren Russel Crowe sebagai ‘si gila’ John Nash,
tapi malah inget sama teori-nya yang bikin dia dapet Nobel di bidang ekonomi.
Kurang lebih teorinya itu begini (Kalo ga salah)
“Kualitas demand terhadap suatu barang pada suatu titik dapat berbanding terbalik dengan kuantitas demand tersebut”

Mmmm … hubungan antara kualitas dan kuantitas di bidang ekonomi memang bisa dibilang angin-anginan.
mereka ini bisa saling mendukung, tapi bisa juga saling menjatuhkan.
Dan karena ekonomi bukan-lah ilmu pasti seperti halnya aljabar,
maka ada banyak variable yg tidak tetap pada hukum ekonomi khususnya pada hubungan kualitas dan kuantitas ini.

Ok, cukup sekian dulu kuliah singkat ekonomi (yang tidak dapat dipertanggungjawab-kan kebenaran nya ini :p ).

Sebenarnya bukan dari sisi ekonomi itu yang pengen saya bahas,
tapi penerapan hubungan kausalitas kuantitas dan kualitas dalam bidang lain.
misalnya dalam suatu hubungan. Baik itu hubungan kekasih,pernikahan,persahabatan,ataupun rekan kerja.
Jika kita asosiasikan kuantitas dengan variable waktu, apakah teori John Nash diatas berlaku juga ?

Apakah dalam suatu hubungan, lama waktu hubungan tersebut dapat dijadikan patokan kualitas hubungan itu ?.

Dalam hubungan kekasih mungkin yang paling sering diakibatkan dari kausalitas ini adalah ‘jenuh’,
yupp sering sekali hubungan kekasih ini mendukung teori John Nash,
dimana pada suatu titik yang disebut ‘jenuh’ ini kuantitas waktu dan kualitas hubungan berbanding terbalik.
Tapi menurut dugaan saya kejadian diatas biasanya terjadi jika hubungan tersebut bersifat stagnan,
dimana titik kualitas selalu berada pada titik yang sama, tanpa ada usaha peningkatan terhadap titik kualitas.

Dalam hubungan rekan kerja, teori John Nash ini bisa berlaku juga.
Ada kondisi dimana semakin lama seseorang menjadi rekan kerja kita maka dia juga akan menjadi rival terberat kita.
Tetapi kondisi ini juga tidak bersifat mutlak, tergantung bagaimana kita menempatkan arti ‘rivalitas’ itu,
apakah dalam arti positif dimana rivalitas menjadi pemicu bagi kita untuk bekerja lebih baik lagi?,
ataukah dalam arti negatif dimana kita menghalalkan segala cara untuk menjatuhkan rival kita.

Lantas bagaimana dalam hubungan persahabatan ?
aahh .. untuk yang satu ini saya sendiri sekarang ini masih dalam tahap re-set (set ulang).
sebab definisi persahabatan bagi saya saat ini menjadi buram.
Jika suatu pertemanan umum-nya didasari karena adanya suatu kesamaan,
apakah itu berarti persahabatan adalah pertemanan dengan kuantitas kesamaan yang lebih tinggi?
apakah karena sama-sama fanatik suatu klub bola, maka otomatis kita menjadi sahabat?
atau karena sudah lama berteman lantas juga otomatis menjadi sahabat?.
Menurut saya kualitas dalam sahabat sama sekali tidak memiliki kausalitas dengan hitungan kuantitas,
hubungan ini jauh lebih kompleks, yang mungkin bisa menyainginya hanyalah hubungan pernikahan atau keluarga
(Tentunya ini dalam konsep hablum minannass).

Jadi apakah teori John Nash itu juga bisa kita jadikan patokan dalam kehidupan?
saya kira ilmu kehidupan adalah ilmu yang amat sangat tinggi tingkat kompleksitas-nya,
sehingga tidak dapat disejajarkan dengan kajian keilmuan lain-nya.

Posted in my life. 1 Comment »

KAWAN LAMA

Kemarin sore ada kejutan besar terjadi.
Seorang sahabat lama yang telah lebih dari 5 tahun tak ada kabarnya,
dan telah lebih dari 5 tahun pula saya berusaha mencari kabarnya,
tiba-tiba menelefon !!

Banyak sekali yang kami bicarakan sore itu.
Tapi bukan obrolan kami itu yang akan saya tulis kali ini,mungkin lain kali.

Setiap kali saya akan bertemu teman lama selalu saja ada perasaaan yang sama.
bahagia,takut dan juga sedih.

Bahagia.
Pastinya siapa sih yang tidak akan bahagia bertemu dengan kawan lama,
kita bisa mengenang masa-masa gila dulu,bertukar kabar tentang teman-teman yang lainnya,
atau juga bertukar kisah hidup (aahhh … sok bijak loe istilahnya …)

Takut.
Ini yang aneh, setiap kali bertemu kawan lamu saya selalu dihinggapi rasa takut.
saya takut saya telah berubah dan tidak lagi seperti yg mereka kenal dulu,
saya juga takut mereka berubah,dan tak bisa lagi saya kenali.
Mungkin ada yg bilang ah alasan klise itu, toh waktu pasti selalu merubah apapun didunia ini.
Tapi perubahan yang jauh dari bayangan yang tertanam tentang dia atau tentang saya sendiri yang saya takutkan,
dan itu memang pernah terjadi, saya bertemu dengan kawan lama dan …
wooo menurut saya itu bukan dia yang saya kenal dulu … (ini bukan berdasarkan fisik)

Sedih.
Saya juga merasa sedih jiga bertemu kawan lama,
karena saat kita bertemu nanti otomatis kita akan menghitung sudah berapa lama kita tidak bertemu,
dan pada saat itu juga saya akan sadar bahwa saya sudah tidak bisa dilang anak-nak lagi T_T !!!

Tapi apapun yang kurasa aku sudah tidak sabar lagi bertemu denganmu kawan !!

NB : Welcome Back for you Suhandi …